Minggu, 10 Agustus 2014

Gunung Ungaran - Gunung wisata? Yakin?

Beberapa waktu yang lalu saya mendaki Gunung Ungaran 2050 mdpl. Walaupun nggak setinggi Slamet dan teman-temannya tapi jangan salah sangka. Gunung ini punya trek yang lumayan ekstrem. Ini pendakian 'beneran' pertama saya. Karena sebelumnya saya cuma mendaki bukit-bukit kecil nggak sampai 1000 mdpl. Seperti Gunung Nglanggeran 700 mdpl. Dan ini juga pendakian pertama yang mengharuskan saya ribet nyewa perlengkapannya, seperti carier, nesting, sleeping bag. Dan.... pertama kalinya saya nge-camp di gunung! huwauw!

Saya bareng teman-teman Sastra Indonesia '12 Unnes dan lelaki saya *ehem*, kami berenam. Lalu ditambah tiga orang lagi temannya teman saya yang kebetulan sudah pernah naik ke Gunung Ungaran sebelumnya. Kami berangkat dari kampus Unnes sekitar pukul lima sore. Kami putuskan memulai pendakian dari Bandungan. Basecamp Mawar. Sebenarnya ada tiga jalur pendakian. Pendakian jalur medini, jalur gedung songo, dan jalur mawar (Bandungan). Tapi berhubung saya searching di internet bahwa pendakian jalur ini yang paling banyak diminati maka kami pilih jalur ini.

Kami tiba di basecamp mawar pukul enam sore lebih. Itu karena hujan deras. Kami harus berhenti dulu untuk memakai mantol dan sholat maghrib di pom bensin. Sempat panik awalnya karena hujan, tapi alhmadulillah saat pendakian langit mendukung. Begitu tiba di pos kami parkir motor dan memulai pendakian. Kami dihadapkan pada jalan setapak yang datar. Treck cukup bersahabat untuk pendaki pemula seperti saya. Walaupun di sisi kanan atau kiri ada jurang tapi masih bisa di atasi karena hanya satu sisi. Selama perjalanan saya menemukan beberapa sumber air. Ada yang keluar dari pipa ada dari sungai kecil. Ini memudahkan pendaki untuk tidak membawa terlalu banyak air mineral. Kami istirahat di dekat sungai yang kecil dan dingin ini.

Setelah melewati singai trek datar berubah menjadi tanjakan curam yang mengarahkan kami pada jalanan berbatu menanjak. Di sini ada kolam renang yang berair sejuk dari mata air pegunungan. Keren!! Jadi kami memutuskan istirahat lagi di sini. Setelah puas kami lanjut mendaki. Setelah mneyusuri jalanan berbatu kami disuguhi dengan hamparan pohon teh. Indah banget (saya sadar saat turun, berhubung gelap), Nah setelah melewati kebun teh jalanan terus naik. Hingga kami memtuskan beristirahat. Karena tidak bawa tenda dan gerimis kami memutuskan tidur di bawah gazebo beratap dengan berselimut seeping bag dan beralaskan tikar. Kami bangun pukul dua malam dan melanjutkan pendakian menuju puncak.

Terngangalah saya melihat trek bebatuan terjal ada di depan mata saya. Di trek ini tangan dan kaki saya harus bekerja sama. Bahkan lutut bisa bertemu dada. Kegelapan membuat saya harus berhati-hati memilih batu yang kuat untuk membantu saya naik. Banyak batu-batu rapuh dan berlumut yang membahayakan pendaki. Bermodalkan senter yang saya gigit di mulut saya mendaki bebatuan terjal. Saya sempat baca blog pendaki yang sudah profesional, dia bahkan bilang bahwa trek bebatuan ini lebih ekstrem dari Gunung Merbabu dan Gunung Sumbing yang sudah terkenal keeskstremannya. Agak kaget juga karena Gunung Ungaran katanya sebentar lagi akan dinobatkan sebagai gunung wisata. Yakin? Dengan trek seekstrem itu?

Dann.... tibalah kami di puncaknya tepat saat matahari terbit. Super cantik! Ini pertama kalinya saya melihat matahari terbit dari atas gunug. Suhunya lumayan dingin. Tapi tidak menyurutkan niat saya untuk foto-foto. Tiara in action! Cekrek!

Matahari nongol dari gumpalan awan
Awannya... jadi pengen berenang di sana

eng ing eng puncak!
sunrise di puncak ungaran

sumpah ini nggak editan
menari di atas awan lala yeyeye
Ciyeee :')
Sudah pamer fotonya, setelah puas foto dan teriak-teriak kesenengan akhirnya kami pulang. Perjalanan turun kami habiskan dengna ber-oh-oh-ria. Nggak nyangka aja semalem kami bisa ngelewatin trek se-ekstrem ini. Kami putuskan turun lewat jalur yang sama karena motor di parkir di Mawar. Eh tapi saya sempat kesasar berempat di kebun teh. Bingung, capek, dan panas. Tapi akhirnya kami bertemu dengan teman-teman lagi. Alhamdulillah :')
Lalu kami pulang ke rumah.. em maksud saya ke kos.. dengan bahagia.

Dan terimakasih banyak buat 'ehem' saya, tanpa dia pasti saya nggak sampai puncak :')

0 komentar :

Posting Komentar