Senin, 20 Oktober 2014

Detektif Partikelir Beraksi - The Cuckoo's Calling (Robert Galbraith)

 
Dekut Burung Kukut
Pertama kali naksir novel The Cuckoo's Calling karya Robert Galbraith ini awalnya karena wujud bukunya yang tebel dan gede, berasa keren kalau baca. Lanjut baca Sinopsis di punggung bukunya nggak terlalu tertarik. Well, saya memang suka cerita formula semacam cerita detektif. Tapi saya sudah terlanjur jatuh cinta dengan kisah-kisah Detektif Conan. Dan saya enggan mencoba mencintai hero baru dalam buku lain.

etapi, pas lanjut baca, tertulis dengan jelas di sana ".... Inilah novel kriminal pertama J.K Rowling, yang menggunakan nama alias Robert Galbraith"

Huwat? J.K Rowling? Aaakkkk! Saat itu juga saya memutuskan untuk beli. Gimana enggak? Saya menggilai anak pertamanya, Harry Potter. Saya penasaran bagaimana penulis cantik ini akan menggambarkan jagoan barunya: Cormoran Strike.

Dan sesuai dugaan, Rowling em maksud saya Galbraith sukses menciptakan jagoan baru yang nggak kalah keren dari Harry. Cerita ini bermula ketika seorang supermodel jatuh dari ketinggian balkon di London yang bersalju, polisi menetapkan bahwa ini kasus bunuh diri. Namun, kakak korban meragukan keputusan itu, dan menghubungi sang detektif partikelir, Cormoran Strike, untuk menyelidikinya. Strike yang seorang veteran perang yang memiliki luka fisik dan luka batin. Hidupnya sedang kisruh. Kasus ini memberinya kelonggaran dalam hal keuangan, tapi menuntut imbalan pribadi yang mahal: semakin jauh ia terbenam dalam kasus ini, semakin kelam kenyataan yang ditemuinya- dan semakin besar bahaya yang mengancam nyawanya.

Saya terombang-ambing dalam kisah ini. Berbagai hipotesa muncul di kepala saya. Galbraith begitu pintar membuat pembacanya hanyut dan ikut menebak siapa pembunuh Lula Landry. Ada satu tokoh yang saya idolakan di sini, bukan... bukan Cormoran, Tapi Robin. Sekretaris paruh waktu di kantor detektif Cormoran Strike. Karakternya digambarkan Galbraith secara tegas. Robin ini mirip dengan Robin di One piece. Mungkin Galbraith penggemar anime juga kali ya. haha. Ada satu minus di novel ini, seperti yang sudah saya katakan tadi, saya menggilai serial Detektif Conan. Jadi, saya memiliki banyak pengalaman menuduh siapa pembunuh, dari petualangan saya bersama Sinichi Kudo. Dan ending kisah ini agak mengecewakan saya. Karena dugaan saya dari awal benar. Pembunuh Lula adalah.... (baca sendiri aja ya :D ), Saya berharapnya sih saya akan kaget di ending, nggak nyangka. Ternyata sama aja kaya hipotesa awal saya. Jadi nggak meledak gitu.

Tapi, secara keseluruhan novel ini keren. Banget! Saya nggak nyangka penerjemahnya si Mbak Siska Yuanita bisa menerjemahkan dengan seapik dan seluwes ini. Padahal saya agak skeptis awalnya, karena penerjemah karya-karya Rowling yang biasanya telah meninggal dunia. Dan Siska Yuanita ini adalah penggantinya. Good Job! Lagi, lagi, lagi... pengalih bahasa puisi dalam novel ini adalah Aan Mansyur, duh bisa banget deh cari kata-kata kayak gitu. Bagus pokona mah. Sukak!

Saya masih nunggu novel ini difilmkan! Saya yakin film ini nanti bisa mengalahkan Sherlock Holmes. Apalagi ini novel kriminal dari penulis wanita. Duhh keren......

0 komentar :

Posting Komentar