Minggu, 28 September 2014

TUKANG NYINYIR = PEMBUNUH

Pernah denger bahwa fitnah lebih kejam dari pembunuhan? Atau kata-kata setajam belati?
Nah ini poinnya! Saya akan bahas masalah ini, cekidot 


Sebagai manusia sosial otomatis kita hidup bermasyarakat dong ya. Punya tetangga, punya temen. Kecuali kalau kamu tinggal di Mars sendirian, atau tinggal di hutan bareng hewan kayak tarzan. Dan, ngegosip, nyinyirin urusan orang udah jadi hobi kayaknya untuk manusia terutama para wanita. Tapi sadar nggak sih gais, bahwa hobi ini bisa ngebuat orang yang kita gosipin nggak nyaman, menderita. Bisa jadi hobi nyinyirin orang ini bisa ngebunuh! Dan itu artinya secara nggak langsung kita pembunuh. Paham?

Sekarang gini deh, saya ambil contoh ya, misalnya si A lagi hamil, digosipin sama tetangga-tetangganya. Diomongin nggak enak. Digosipin yang enggak-enggak. Disindirin pedes dengan sesuatu yang nggak dia lakuin. Hidupnya jadi nggak nyaman, nggak tentrem. Akhirnya dia stres dan dia keguguran. See? Tukang nyinyir itu sukses ngebunuh janin dalam kandungan korban gosipnya.

Contoh lain, Si B digosipin sama temen-temennya. Difitnah macem-macem. So, dia jadi malu ketemu orang. Kerjaannya ngurung diri di kamar. Depresi. Besoknya dia ditemuin meninggal gantung diri. Lihat kan? Lagi-lagi tukang gosip turut andil dalam hilangnya nyawa seseorang.

Dari dua contoh di atas semoga tukang gosip/tukang nyinyir/tukang fitnah sadar deh. Sebelum kita jadi pembunuh sebaiknya kita berhenti pergunain lidah untuk bicara yang nggak-nggak. Yang nggak teruji kebenarannya. Percuma ya kita salat nggak pernah bolong, puasa nggak pernah absen tapi kehidupan sosial masyarakatya enol besar! Saya yakin semua agama mengajarkan kebaikan di tiap hidup umatnya. Dan saya yakin juga bahwa nyinyirin orang nggak pernah diajarin di agama mana pun.

Sekian dan terimakasih.

0 komentar :

Posting Komentar