Sabtu, 15 November 2014

Jeans Baru karena Puisi

Ehem, mau pamer dikit boleh? Boleh dong ya. Kan ini di blog saya juga. Muahahaha

Jadi begini, suatu hari bapak dosen saya yang super baik hati, Pak Sendang Mulyana, ngadain UTS mata kuliah menulis puisi. Tapi tapi tapi, UTSnya nggak biasa. Bukan duduk di kelas nulis puisi terus udah dikumpulin. Enggak! Ini kita disuruh ikut LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT JAWA TENGAH yang ngadain BALAI BAHASA tempatnya di RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI) SEMARANG dan jam tujuh pagi. TUJUH PAGI! Oh, God, jam 7 pagi itu penyiksaan banget. Apalagi malemnya latihn teater sampai pagi. Sempet mikir mau nggak ikut, tapi nilai UTS saya gimana? :( 
Akhirnya dengan tekad setengah membara Tiara berangkat!

Sampai di RRI, ngisi daftar hadir, ambil snack, makan snack, nonton pementasan, nulis puisi lima menit (nggak niat) terus pulaaaaang. Ini yang paling membahagiakan. Muahaha...
Ya, perlu diketahui bahwa Tiara Kharisma Dhaneswari bukan anak puisi, saya terbiasa dengan cerpen. Ketika disuruh menulis puisi tangan saya beku, otak saya blank. Karena malu jika kertas saya kosong, sedangkan teman-teman yang lain sudah hampir menulis satu halaman. Maka saya memutuskan: MENULIS CERPEN DALAM BENTUK PUISI.

Finally, jadilah sebuah cerpen yang saya paksakan sebagai puisi. Dan saya pulang dengan senang.  Besok-besoknya saya dapet sms dari nomor baru. Kurang lebih bunyinya: "Selamat, puisi anda berjudul "Anak Kecil dengan Setoples Permen" masuk sembilan nomine pemenang. Untuk itu, anda di minta hadir dalam sidang juri tanggal 30 Oktober 2014 di Balai bahasa, Semarang."

Beberapa detik setelah itu saya bengong. Setelahnya saya baca sms itu berulang-ulang. Dan hurufnya nggak berubah. Tiara? Nominator? Puisi? PUISI? ini keajaiban. Dan setelah dilanda kesenangan dan ketidakpercayaan tingkat dewa, mendadak saya galau. Hari kamis, ada kuliah, ada pembekalan PKL, dan lagi saya nggak punya motor, yang paling uwow: saya nggak tahu Balai Bahasa di mana.

Penguasa Maha Baik, Kuliah kosong, Pembekalan PKL saya berhasil kabur, Balai bahasa ketemu setelah tanya sana sini, dan motor? Mamas saya yang baik banget ambil cuti demi nganterin saya. Duh bahagiak!

Sampai di sana dapet snack, masuk ruang sidang, pembukaan, perkenalan para juri, terus suruh keluar. Dan mulailah satu persatu nama dari sembilan nomine dipanggil untuk masuk ke ruang sidang. Deg deg deg deg prang plak ketung tuntang jes, gitu lah kira-kira bunyi jantung saya saat itu. Jujur saya takut, takut nggak bisa jawab pertanyaan. Masalahnya saya tulis puisi itu dalam lima menit iseng doang, nggak mikir keras, judul aja saya lupa kalau nggak di sms. Haha... Tapi Pak Sendang yang baik hati, sms saya, mendoakan dan memberi gambaran tentang puisi yang saya tulis. Hebat ya, padahal penulisnya aja nggak ngerti nulis apaan. Muahahahaha

Nama saya dipanggil. Saya masuk ruang sidang dengan senyum paling manis. Tiga jurinya: Sosiawan Leak, Handry T.M, dan Drajad Agus Murdowo, satu persatu memberi pertanyaan seputar puisi saya dan faktor-faktor yang berkaitan dengan itu. Saya jawab dengan kesoktahuan tingkat tinggi. Mereka tampaknya puas dengan jawaban saya. ((atau saya aja yang ke-GRan))

Sesudah itu saya pulang membawa bingkisan dari Balai Bahasa. Terimakasih Balai Bahasa. Baik banget sumpah. Nah, besoknya.. saya jedag-jedug nunggu pengumuman via sms. Sampai siang belum ada sms. Pupus sudah harapan saya, etapi pas mau berangkat kuliah. Baru mau make sepatu, ada nomor baru nelfon ngasih tahu kalau.. kalau... saya juara III. Ohmaiii... seneng banget rasanya.

Terus, terus, terus, hari senin saya ngundang emak saya tercinta dateng ke acara penganugerahannya. Sambutan dari Pak Ganjar Pranowo dulu, Ibu saya heboh poto-poto. Udah gitu tibalah saya dianugerahi. Dan tau siapa yang nyerahin piala dan piagamnya? AHMAD TOHARI. Iya, Ahmad Tohari yang itu. Iya, yang nulis Ronggeng Dukuh Paruk. Iya, yang diangkat ke layar lebar judulnya Sang Penari. Iya bener yang itu. Ahmad Tohari. Bayangin bahagianya saya kaya apaaaaaaaaaa :3
Ah salaman sama Pak Ahmad Tohari



Nyempil di tenga-tengah Sastrawan dan kepala Balai Bahasa
Muahahahahaha
Bareng ibuk dan sahabat!
Abis itu Tiara dapet duit, terus bisa beli jeans menggantikan jeans yang berbulan-bulan nggak pernah ganti. Terimakasih puisi <3

nb: pengumuman lombanya di sini

Drajad Agus Murdowo
Drajad Agus Murdowo

0 komentar :

Posting Komentar